Total Tayangan Halaman

Minggu, 05 Februari 2012

Al-Khawarizmi - Matematikawan Muslim


AL-KHAWARIZMI

Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi lahir di Khawarizm, Uzbekistan pada tahun 194H / 780M dan meninggal pada tahun 266 H / 850 M di Baghdad.  Al-Khawarizmi  adalah salah satu ilmuwan muslim yang memberikan sumbangan besar dalam pengembangan matematika.            Ia telah banyak menemukan teori-teori dalam matematika. Dalam usia mudanya, pada masa khalifah Al-Ma’mun, ia bekerja di Bait Al-Hikmah di Bagdad. Disana ia bekerja dalam sebuah observatori tempat ia menekuni studi matematika dan astronomi. Disana ia juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan sang Khalifah.   
Al-Khawarizmi memiliki kemahiran tinggi dalam bidang matematik, falak, geografi dan sejarah memudahkannya menguasai ilmu-ilmu India dan Greek sekaligus.  Al-Khawarizmi telah memberi kontribusi nyata dan menemukan berbagai macam teori di bidang matematika seperti yang kita kenal sekarang. Misalnya, beliau menemukan sistem bilangan desimal, sistem operasi dalam matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, eksponensial, dan penarikan akar. Tak cuma itu, beliau juga memperkenalkan angka-angka dan lambang bilangan, termasuk angka “nol” (zero).   
Seandainya tidak ada angka 0 ( nol ) di muka bumi ini pasti tidak ada komputer yang bisa kita gunakan untuk hitung menghitung karena semua komputer menggunakan bilangan biner yang terdiri dari angka 0 (nol) dan 1 (satu). Pastinya kita tak akan mengenal bilangan negatif karena konsep bilangan negatif pasti ada karena kita mengenal bilangan nol.  Bilangan nol juga memungkinkan kita mengenal hitungan desimal dalam kehidupan sehari-hari.
Karya gemilang Al Khawarizmi dalam bidang matematika dihasilkan dalam kitab berjudul Hisab al-Jabar wal Muqabla dan Kitabul Jama-wat-Tafriq. Kedua kitab tersebut berisi banyak uraian tentang persamaan linear dan kuadrat; kalkulasi integrasi dan persamaan dengan 800 contoh yang berbeda; tanda-tanda negatif yang belum pernah dikenal bangsa Arab disertai penjelasan dan enam contohnya. Khusus dalam Kitabul Jama-wat-Tafriq yang diterjemahkan dalam bahasa latin Frattati d’Arithmetica, al Khawarizmi menerangkan dalam praktek sehari-hari seluk-beluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol. Buku karangannya kemudian menjadi rujukan utama hingga abad ke-16 di universitas-universitas di Eropa.

Hubungan-hubungan yang ada diantara beberapa karya Abad Pertengahan yang berasal dari karangan al-Khawarizmi tampaknya masih kurang memadai. Namun semuanya mempunyai karakteristik umum, sehingga mereka menjelaskan bagaimana bekerja dengan sejumlah angka-angka dan bilangan-bilangan Arab yang pernah terkenal pada abad ke-3H atau abad ke-9M di semenanjung Iberia. Mengenai angka-angka ini, sarjana-sarjana abad pertengahan menemukan berbagai macam etimologi dan legenda-legenda. Gasper Tejada, misalnya menegaskan bahwa “Nol itu bukanlah sebuah tanda melainkan suatu ruang kosong”. Ini merupakan sebuah ide yang didapatkan jauh lebih awal dalam “Mafatih al-Ulum” atau “Keys of the Science”.
Angka nol atau kosong, dalam bahasa Arab disebut sifr. Dengan angka ini kita dapat menghitung puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya. Sebelum angka nol ditemukan atau diciptakan oleh orang Islam, orang menggunakan abacus sempoa, yaitu semacam daftar yang merupakan jadwal dimana ditunjukan satuan puluhan, ratusan dan seterusnya untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Sayang sekali bahwa abacus ini kurang populer dikalangan pemakai. Terbukti ketika Boethius dan Gerbert mencoba memperkenalkannya di Barat pada sekitar abad ke-10 M. ternyata kurang mendapat perhatian. Orang malah meniggalkannya dan berganti memakai raqam al-binji penemuan Al-Khawarizmi. Orang Islam membawa angka ini bersama dengan angka nol, yang baru menggunakannya setelah kira-kira 250 tahun dipakai orang Islam sendiri. Yang mungkin perlu ditelusuri lebih lanjut adalah mengenai penggunaan titik kecil sebagai pengganti angka nol yang hingga kini tetap terpakai dalam penulisan angka Arab.
Sebuah karangan Al-Khawarizmi yang dianggap penting juga telah disalin ke dalam bahasa Latin oleh Prince Boncompagni dengan judul “Trattati d’ Arithmetica”. Buku tersebut membahas beberapa soal hitungan dan asal-usul angka, serta sejarah angka-angka yang sekarang ini kita gunakan. Buku terbit di Roma pada tahun 1857 M. Operasi-operasi dengan pecahan sexagesimal, ini diketahui amat penting untuk perhitungan-perhitungan astronomi, malahan lebih menarik lagi Al-Khawarizmi memberikan beberapa aturan yang melalui sesuatu penyelesaian dalam buku berjudul “De Numero Indorum” oleh John Seville, dengan cepat masuk menerobos bangku-bangku universitas. Karya-karya berbahasa Arab pada abad ke-9 M. Juga menyuguhkan topik-topik yang mengandung suatu tabel pengalian dalam system sexagesimal. Tabel sexagesimal seperti disebutkan di atas ditemukan dalam karya Kusyiyar bin Labban (360-420H/971-1029M.) yang berjudul “KItab fi Ushul Hisab al-Hind” yang kini telah dianggap hilang. Sedang versi tertua yang masih tersimpan adalah versi bahasa latin karya Al-Khawarizmi “Astronomi Tables” yang kemudian diterjemahkan oleh Adelard dari Bath.
Al-Khawarizmi juga populer dengan sebutan Bapak Aljabar. Aljabar diambil dari namanya. Teori-teori Aljabar ia tulis dalam kitabnya yang bertajuk “Hisab Al-Jabr wal Muqabalah” atau buku tentang penghitungan, restorasi dan pengurangan. Teori 'algoritme' dalam matematika modern diambil dari namanya, karena dialah yang pertama kali mengembangkannya. Al-Khawarizmi mengaku menulis buku tentang aljabar untuk menyediakan kebutuhan praktis bagi orang-orang yang berurusan dengan harta peninggalan, warisan, pembagian, perkara hukum, dan perdagangan.
Di Barat, terutama di Eropa, Al-Khawarizmi lebih dikenal dengan nama Algoarismi atau Algoarism. Nama Algorism pada abad-abad pertengahan, kemudian dipakai orang-orang Barat dalam arti kata aritmatika (ilmu hitung) dengan menggunakan angka-angka Arab. Di Prancis, nama Algorism juga muncul sebagai Augrysm atau Augrism, sedang di Inggris digunakan kata Augrym atau Augrim. Di Spanyol ia mengalami sedikit perubahan menjadi Alguarisme. Demikian seterusnya, sehingga nama Al-Khawarizmi akhirnya menjadi sebuah monumen sejarah aljabar yang kini telah berkembang menjadi matematika. Dan yang penting diketahui bahwa Al-Khawarizmi adalah orang muslim pertama dalam ilmu hitung atau matematika. Karena yang menemukan ilmu itu tak lain adalah Al-Khawarizmi sendiri. Algorisme sendiri merupakan system hitung nilai menurut tempat, dari kanan ke kiri, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, begitu pula sistem desimal (persepuluhan) sebagai umum pengganti sexagesimal(perenampuluhan) yang umum dicapai dulu dalam kebudayaan-kebudayaan Semit

Senin, 09 Januari 2012

Persiapan Ujian Nasional

Bulan April 2012 mendatang , para siswa SMA/SMK dan SMP akan menghadapi Ujian Nasional , sudah sejauh manakah persiapan kalian  ?. Berikut ini beberapa tips yang mungkin bermanfaat bagi para siswa yang akan menghadapi ujian Nasional :
1. Kisi-kisi soal UN 2012 sudah terbit, cobalah dikaji indikatornya dan gambaran soal yang akan keluar pada UN nanti.
2. Berlatihlah mengerjakan soal-soal sesuai dengan indikator yang terdapat dalam kisi-kisi soal UN 2012. Bila ada kesulitan, tanyakan pada guru kalian.
3. Buatlah jadwal belajar yang teratur , kurangi kegiatan-kegiatan yang tidak mendukung aktifitas belajar.
4. Jangan sia-siakan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk belajar.
5. Jangan lupa berdoa kepada Allah SWT dan minta doa dan restu kepada ortu.
6. Yang terakhir......., jangan mengharapkan dapat kunci jawaban UN. he...he....he.....